Langsung ke konten utama

Badak Soge Family




Dahulu kala, tersebutlah seorang petani bernama Edo yang sangat giat bekerja. Ia selalu menggarap sawahnya dengan rajin. Pada suatu siang yang panas, Edo berhenti sejenak dari pekerjaannya mencangkul dan beristirahat di saungnya. Ia membuka bekal yang sudah ia siapkan sebelumnya, sekotak donat JCo.

Ketika ia sedang menikmati bekalnya, Edo tersentak oleh sebuah suara.

"Toloooong!! Toloooong!!"

Edo meletakkan bekalnya dan segera menuju ke sumber suara yang diperkirakan ada di arah jam 3. Benar saja, ditemukannya seorang perempuan nyungsep di sawah dengan kaki di atas dan kepalanya tak terlihat.

"Hah? Apa yang terjadi? Kamu nyungsep?" seru Edo kaget.

"Udah tau pake nanya! Bantuin aku naik, kek!" seru perempuan itu gemas.

Lalu, dengan susah payah Edo menarik kaki perempuan itu. Alhamdulillah yah, setelah keringat Edo bercucuran, perempuan itu yang ternyata adalah Ilul bisa bebas dan mereka saling menatap untuk beberapa saat...

"Mm... makasih, ya, udah nyelametin aku.." ujar Ilul dengan pipi bersemu merah.

"I, i, iya, sama-sama.." jawab Edo tanpa mengedipkan matanya dari Ilul.

Sejak insiden nyungsepnya kepala Ilul, Edo dan Ilul menjadi dekat. Mereka saling menyuapi  donat di saung, bersepeda bersama (tentu saja Ilul yang di depan), saling berkejaran di pematang sawah, tertawa, bersama... (lalu tiba-tiba mengalun lagu India)

Kedekatan mereka berlanjut ke pernikahan. Mereka mengawali hidup bersama di sebuah pondok kecil di tepi desa, dan mempunyai 3 orang anak, Thoifur, Besti, dan Alvin.

Putra pertama mereka, Thoifur, anak bandel yang usil, suka petakilan kemana-mana, maka dari itu kulitnya yang semula putih seputih susu clevo vanilla menjadi hitam seperti aspal. Ia tak pernah bosan mengganggu adik bungsunya, Alvin. Thoifur beranjak dewasa dan menjadi seorang perjaka tangguh. Suatu saat, ia sedang dapat giliran siskamling di desa. Pada malam Jumat Kliwon, ia berjaga sendirian memastikan keamanan desa. Bulu kuduknya sudah mulai menari balet. Berbekal sarung yang terkalung di leher dan senter butut hidup-padam, ia mengelilingi kampung. Sebuah suara aneh menarik perhatiannya. Ia mendekati asal suara, dan menemukan seorang gadis --Imanisa alias Nduk, sedang terjebak di semak-semak. Thoifur  menolongnya, mereka saling jatuh cinta, dan akhirnya menikah.

Pernikahan mereka menghasilkan seorang anak bernama Putri. Anak perempuan mereka memiliki hidung yang amat panjang sepanjang tali jemuran tetangga. Thoifur dan Nduk  berniat memotongnya beberapa meter, namun karena suatu kesalahan, hidung Putri  terpotong seluruhnya dan Putri tak memiliki hidung sama sekali. Karena khawatir Putri tak bisa bernafas, Nduk meminta Thoifur untuk membuatkan dua lubang di atas mulut Putri  sebagai alat pernafasan. Berkat dua lubang tersebut (dimana Thoifur membuatnya dengan bor), Putri dapat bertahan hidup hingga dewasa, hingga menemukan belahan jiwanya, Yosaf.

Sudah 10 tahun umur pernikahan Putri dan Yosaf, namun belum juga mereka mendapatkan momongan. Sudah berbagai cara ditempuh mulai dari minum jamu berkhasiat sampai kayang di depan Monas, bayi yang diharapkan tak muncul juga.

"Bagaimana ini, mas?" tanya Putri gusar. Ia baru saja mencoba metode sikap lilin di depan air mancur namun ia tak kunjung hamil juga.

"Hm... Aku juga tidak tau apa yang harus kita lakukan lagi, dek." jawab Yosaf sama gusarnya.

Setelah hening yang panjang, akhirnya mereka memutuskan untuk membeli anak di Pasar Kliwon. Karena anak yang mereka beli seharga sepuluh ribu lima ratus rupiah itu perempuan,mereka memberi nama Yosi, gabungan dari YOSaf dan putrI. Anak mereka tumbuh menjadi perempuan yang aduhai cantiknya. Sayangnya karena ia terlalu cantik, tak ada laki-laki
yang mempunyai cukup nyali untuk mempersuntingnya.

"Kamu harus cepat menikah, nak. Umurmu sebentar lagi sudah 29 tahun!" seru Yosaf.

"Hah! Ayah berbohong! Umurku baru 30 tahun, ayah." Yosi memberikan pembelaan.

"Gemblung kalian semua!" seru Putri hilang kendali, "Umurmu belum sebanyak itu, nak. Tapi harus cepat menikah. Apa kau suka pada seseorang temanmu?"

Yosi berpikir sebentar. Lalu ia menjawab, "Iya, ibu, aku suka pada salah seorang temanku..."

"Sebutkan namanya, nak," pinta Yosaf.

"Namanya..." Yosi diam sebentar, pipinya bersemu merah dan matanya mengerjap-ngerjap, ia lalu melanjutkan, "..Zubaedah.."

Mendengar jawaban dari putri semata wayangnya, Putri dan Yosaf kolaps seketika. Ternyata anak seharga sepuluh ribu lima ratus mereka menyukai sesama jenisnya.

Saking kolapsnya, seorang penjual air keliling yang kebetulan lewat di depan rumah mereka  untuk menjajakan jualannya, ditarik begitu saja oleh Yosaf masuk dan dinikahkan saat itu juga. Kabul, si penjual air keliling, menikah dengan Yosi, si anak sepuluh ribu lima ratus penyuka sesama.

Jangan terlalu berlebihan, kawan. Tak separah yang kalian pikirkan. Toh pernikahan mereka dikaruniai seorang anak juga. Ya, Annisa alias Uut, adalah putri semata wayang dari Yosi dan Kabul. Ia belum menikah karena terlalu sibuk di Al-Azhar, Mesir. Menjadi tukang sapu, tentu saja.

Anak kedua dari pasangan Edo dan Ilul adalah Besti. Setelah Ilul melakukan persalinan, ia dan suaminya, Edo, terkaget-kaget melihat anak kedua mereka. Awalnya mereka mengira anak mereka tertukar dengan jenglot milik suster perawat. Ternyata tidak. Ya, anak itu murni anak mereka. Anak perempuan mereka tepatnya. Bayi kecil jelek seukuran botol aqua itu tumbuh menjadi anak gadis yang... lumayan. Setidaknya wajah Besti sudah tidak seperti jenglot lagi ketika ia berumur 12 tahun. Dia seperti... manusia.

Suatu saat, ketika ia sedang membeli sate, uangnya jatuh. Ia merunduk, tangannya turun hendak menggapai selembar uang seribuan itu. Ketika tangannya menyentuh uang itu, ternyata tangan lain juga berusaha mengambilnya. Besti mendongak. Dilihatnya wajah seorang laki-laki yang bersinar, membuatnya silau, tak dapat melihat dengan jelas. Besti memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas.

Dan ia pun menjadi paham bahwa yang membuatnya silau adalah gigi emas milik lelaki itu yang memantulkan sinar matahari.

"Hai." sapa lelaki itu.

"Ha, halo. Siapa kamu?" tanya Besti bingung. Ia merasa belum pernah bertemu dengan lelaki itu sebelumnya.

"Aku Aden. Nikah, yuk."

"Ayuk!"

Mereka pun menikah dan hidup bersama dalam sebuah rumah kecil di sebelah hutan jati. Setelah 2 tahun menikah, akhirnya mereka dikaruniai momongan, 2 orang putri kembar, Irenna dan Yasmin, yang lahir 10 hari setelah Irenna. Mereka berdua tumbuh bersama.  Mereka tak pernah bertengkar karena suatu apapun. Mereka selalu akur, dan saling mengalah satu sama lain. Tak pernah ada perselisihan, hingga suatu saat...

"Farhan! Kamu pilih aku atau dia?!" sentak Yasmin.

Farhan, si tukang fotokopi di kampus mereka, hanya diam.

"Yasmin adikku, harusnya kau tau diri bahwa kamu hanya seorang adik. Hormati kakakmu dengan membiarkan kakakmu senang menikahi lelaki yang dia cintai. Kau harusnya begitu padaku, Yasmin!" seru Irenna sambil mendorong kecil bahu Yasmin.

"Enak saja! Selisih umur kita kan hanya 10 hari, mana bisa kau sebut dirimu kakakku, ha?! Kalaupun kamu memang kakakku, harusnya kamu mengalah padaku dan biarkan adikmu bahagia menikahi lelaki yang dicintainya!" balas Yasmin.

"Semua keputusan ada di tangan Farhan." Irenna menoleh dan mengalihkan pandangannya  pada Farhan.

"Farhan," Yasmin menatap tajam pada sosok berkaamata itu, "kau mau menikahi siapa, aku  atau dia?"

"Aku akan menikahi kalian berdua." jawabnya cepat.

Jadilah keesokan harinya Farhan menikah dengan Irenna dan Yasmin sekaligus. Mereka hidup dalam satu atap dan tak pernah ada saling cemburu maupun saling iri. Irenna dan Yasmin saling berbagi dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Misalnya Irenna mencuci, Yasmin menyapu, dan Farhan tetap menjadi asisten tukang fotokopi di kampus lama mereka.

Tak sampai 2 tahun, Irenna dan Yasmin melahirkan. Mereka hamil bersama, senam  kehamilan bersama, dan melakukan persalinan bersama. Anak mereka pun sama-sama  perempuan. Putri kecil Irenna diberi nama Tsaniya. Sedangkan putri kecil Yasmin diberi nama Kimby. Kedua gadis kecil itu tumbuh bersama. Saat ini Tsaniya masih menjadi atlit bola voli, dan Kimby menjadi bolanya.

Anak ketiga dari Edo dan Ilul bernama Alvin, si bungsu yang penurut. Alvin selalu disia-siakan dan dipermainkan oleh kedua kakaknya, Thoifur dan Besti yang badung. Alvin tak pernah marah bahkan menangis diperlakukan seperti itu oleh kedua kakaknya. Alvin sangat patuh  pada siapapun. Ia mencuci piring, mencuci pakaian sekeluarga, mengepel, menyapu, membuatkan minuman, bahkan kadang ia sering memasak untuk makan malam. Saking patuhnya, Alvin digunakan oleh Edo, Ilul, Thoifur, dan Besti sebagai pembantu. Ckckck, kasian sekali dia.

Alvin tumbuh dewasa, namun ia masih mau juga disuruh-suruh seperti pembantu. Alvin terlalu tawadhu', sampai-sampai ia tak berani mendekati seorang pun wanita. Edo dan Ilul kelabakan mencarikan istri untuk Alvin. Maka pada suatu hari...

"Alvin anakku, apa kau kenal dengan putri Pak RT?" tanya Ilul lembut.

"Sejujurnya Alvin tak kenal. Tapi jika ibu menyuruh Alvin mengenalnya, Alvin akan berkenalan."

"Putri Pak RT, Inggit, Inggit. Kau tertarik padanya?"

"Jika ibu menyuruh Alvin untuk tertarik, Alvin akan tertarik. Jika ibu menyuruh Alvin untuk tidak tertarik, Alvin takkan tertarik." jawab Alvin sopan.

"Ibu tak menyuruhmu untuk melakukan keduanya, nak, ibu hanya bertanya," kata Ilul gemas, "kau mau menikahinya?"

"Jika ibu menyuruh Alvin menikah dengannya, Alvin akan menikah dengannya. Jika ibu
melarang Alvin menikah dengannya, Alvin takkan menikah dengannya." jawab Alvin lagi.

Ilul semakin gemas. "Lalu, bagaimana jika ayahmu menyuruhmu menikah dengan Inggit?"

"Jika memang ayah menyuruh, Alvin pasti akan menurut." jawab Alvin sambil mengangguk.

"Tapi kau bahkan tak mengenalnya!" Ilul tambah gemas.

"Itu benar, ibu." Alvin kembali mengangguk.

"Lalu kenapa kau mau, ha?!"

"Jika memang perintah ayah dan ibu, Alvin akan tetap laksanakan."

"Anak aneh! Mau saja menikah dengan wanita yang tak dikenalnya!"

"Jadi... Alvin harus menikah dengan Nona Inggit atau tidak?" Alvin mendongak.

"TENTU SAJA JADI!"

Seminggu kemudian, Alvin menikah dengan Inggit si putri Pak RT. Setelah mereka berkeluarga dan hidup dalam sebuah rumah kecil yang bersih, Alvin masih belum bisa menghilangkan naluri pembantunya. Jadi ialah yang melakukan hampir semua pekerjaan rumah tangga. Apalagi ketika Inggit hamil. Alvin menjadi semakin rajin membersihkan rumah dan melakukan semua pekerjaan yang ada. 'Aku akan menjadi seorang ayah,' batin Alvin penuh keharuan sambil mengusap air matanya yang menitik.

Putra mereka lahir. Alvin bersyukur bukan main mempunyai seorang anak laki-laki meskipun bayinya hanya seukuran munthu. Saking bersyukurnya, Alvin memberi nama anak laki-laki mereka dengan nama RIZKI AGUNG, rizki yang amat besar dari Tuhan. Namun anak mereka yang amat sangat disayang tak tau disayang. Dia menghormati ibunya namun memperlakukan ayahnya sebagai pembantu. Inggit sampai gemas ketika melihat suaminya mau saja disuruh ini itu oleh anaknya. Namanya juga Alvin. Menurut pada siapapun bahkan anaknya sekalipun.

Rizki yang bandel minta ampun (menurun dari Pakdhenya sepertinya) menjadi berandalan ketika bersekolah. Meskipun badannya tak lebih besar dari botol aqua dua liter, tapi gayanya selangit. Ia suka memalak, mengejek, dan menghajar meskipun pada akhirnya dia juga yang  babak belur. Pergaulan Rizki rusak sekali. Pernah beberapa kali ia ikut tawuran, dan Alvin menangis tak henti-hentinya ketika melihat putranya pulang bercucuran darah.

Namun kebandelan Rizki dan segala tetek-bengeknya hilang begitu saja entah kemana sejak ia mengenal gadis manis bernama Nanda alias Kadhe. Rizki yang sudah kuliah sampai semester 11 itu jadi rajin sekali. Ia tak pernah memalak lagi, tak pernah tawuran, dan seketika Rizki berubah menjadi sangat baik. Semua itu dilakukannya untuk Kadhe, yang saat itu masih memasuki  semester 5 di fakultas perikanan. Dua tahun berlalu, Rizki dan Kadhe wisuda bersama. Kadhe lulus dengan gelar cumlaude dan nilai tertinggi, sedangkan Rizki lulus dengan gelar wisudawantertua. Setelah selesai acara wisuda, Rizki menemui Kadhe untuk meminangnya. Kadhe mengiyakan pinangan Rizki, dan mereka pun menikah tiga hari setelahnya. Selama jalannya pernikahan, Alvin menghabiskan 5 kotak tissue untuk mengelap air mata dan ingusnya. Alvin menangis haru mulai dari awal hingga selesai acara pernikahan. 'Anak semata wayangku, menikah dengan gadis pintar yang dicintainya. Oh, betapa beruntungnya aku memiliki putra seperti dia.' batin Alvin sambil terus menangis.

Rizki dan Kadhe memulai hidup baru di sebuah apartemen di kota. Setiap hari Sabtu dan Minggu Alvin datang dari desa untuk menjenguk Rizki dan Kadhe di rumah baru mereka, mengecek apakah semua baik-baik saja dan menyelesaikan segala pekerjaan rumah tangga. Inggit gemas sekali suaminya selalu menghilang setiap akhir pekan. Bagitu tau bahwa Alvin diam-diam keluar dari rumah dan naik sapi ke kota untuk menjenguk anaknya, Inggit jengkel sekali dan menyusul Alvin ke kota, menyeretnya dan sapinya, dan merantaikan Alvin pada tiang rumah agar Alvin tak pergi lagi ke kota. Setiap Inggit berkata bahwa putra mereka akan baik-baik saja, Alvin akan mulai menangis dan mengoceh, "Lalu siapa yang akan mencuci piring dan baju mereka? Bagaimana jika salah satu dari mereka jatuh sakit? Bagaimana jika tiba-tiba beras mereka habis dan mereka tak bisa makan?" Dan selanjutnya Inggit akan memukulkan coek ke wajah Alvin hingga ia berhenti mengoceh.

10 bulan setelah Rizki dan Kadhe menikah, mereka dikaruniai seorang anak perempuan. Della, namanya. Della tumbuh menjadi gadis dewasa, namun terus melanjutkan kuliahnya sampai S4, dan tak kunjung menikah.

Setiap 6 bulan sekali, keluarga besar Edo dan Ilul melakukan acara keluarga. Berkumpul di rumah Edo dan Ilul. Saling bercerita, bernostalgia, tertawa, saling mengejek, dan makan-makan.

Setiap kali perkumpulan, mereka merasa nyaman dan hangat satu sama lain. Kekeluargaan mereka tak akan hilang. Selalu hangat dan nyaman :)

kehangatan keluarga besar Edo dan Ilul
***

Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Apabila ada kesamaan nama dan sifat tokoh, itu memang sebuah kesengajaan. Thanks for reading :)

 

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. xD asli saya ngakak baca ni cerita xD
    Yas plis Yass.. ampe mules -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk :D alhamdulillah bisa bikin orang ngakak xD

      Hapus

Posting Komentar