Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Agatha Christie, Conan Doyle, Dan Brown, dan sebuah review serabutan untuk 3 mahakarya

Saya menemukan sebuah notes di hape saya bertanggalkan 2 Juni 2020, waktu liburan lebaran kalau nggak salah. Lebaran di masa pandemi memberikan kita buanyak waktu luang: nggak ada anjang sana anjang sini silaturahim ke tetangga dan keluarga, padahal biasanya kita (atau kami) bisa menghabiskan berhari-hari di jalan untuk melakukan budaya ini, touring dari satu kota ke kota lain menemui keluarga jauh. Oke tapi tulisan ini bukan tentang lebaran, tapi tentang buku-buku yang saya baca demi mengisi waktu longgar karena nggak ngapa-ngapain selama lebaran. Buku apa? Sebagai mahasiswa tingkat akhir yang nggak bertanggung jawab, bukannya nyicil baca-baca literatur atau buku saintifik yang berguna, tentu saja saya malah baca buku-buku fiksi.  Daripada review, mungkin tulisan di bawah akan lebih mirip ringkasan dan komentar serabutan terhadap tiga buah buku, yang sebenernya, adalah mahakarya para penulis agung di dunia fiksi thriller. Saya nggak ingin lupa gimana saya tercengang-cengang selama bac

Reply 1988: sebuah cara mengapresiasi masa lalu

Malam ini, entah udah yang ke berapa kalinya sejak beberapa bulan terakhir, Reply 1988 jadi trending topic lagi di twitter. I find it hard to read the tweets, karena jujur aja saya susah banget move on sejak pertama kali nonton drama ini. Saya baru nonton sekitar lima bulan lalu. Iya, udah telat banget emang. Drama ini dirilis tahun 2015, orang-orang udah pada heboh sejak jaman kapan, temen saya pun udah merekomendasikan drama ini sejak lama, dan saya baru nonton sekitar bulan Mei lalu. There was no specific reason to not watch it earlier, saya cuma sulit untuk mulai nonton drama karena saya tau akan susah berhenti, kepikiran terus. I hate being emotionally unstable for such a long time, cause I am easily emotionally-messed-up for movies or dramas. Geng Ssangmundong yang siap memporak-porandakan batin. source: pinterest Dan bener aja. Di episode pertama saya udah ngakak-ngakak sampe mewek jelek. Soundtracknya udah terngiang-ngiang di kepala, saya mulai melihat wajah Deok-sun waktu lagi