Langsung ke konten utama

Ikhlas Aja, Laah

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, 
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
(QS Al-Baqoroh : 216)
  
Karena saya lagi galau dan sebagainya, resah gundah gulana dan sejenisnya (maklum masih cewek, masih labil, masih malu-maluin), daripada ngetweet ngalor ngidul sok syahdu (yang sejujurnya udah saya lakuin sih tadi, HAHA maaf deh, khilaf), kok kayaknya mending disalurin kesini. Orang yang lagi jatuh cinta dan sakit hati adalah pujangga terhebat. Setuju?
Enggak? Yaudah, nggak maksa, sih.

Oke fokus.

Jadi..... apa kabar? 

Nah, kalau ada pertanyaan semacam ini, kita harus selalu jawab Alhamdulillah, baik. No matter what. Mau abis sakit hati, lah. Mau abis ketabrak lari, lah. Mau lagi sakit hepatitis, lah. Jawabnya harus selalu Alhamdulillah, baik:) (pake senyum 227, 2 cm ke kanan, 2 cm ke kiri, 7 detik). Kenapa? Mari kita ingat... Matanya masih dua? Masih bisa buat ngeliat tulisan ini kan? Berarti masih bisa buat liat kaca, dong ya? Coba ngaca bareng-bareng yuk. Rambutnya masih ada? Alhamdulillah nggak botak. Telinganya masih nyantol? Alhamdulillah masih bisa denger adzan maghrib meskipun nggak langsung shalat. Lubang hidungnya masih dua besar-besar? Alhamdulillah masih bisa mengeksploitasi oksigen dan melanjutkan hidup. Mulutnya masih ada? Alhamdulillah masih bisa komen panjang lebar pas ada berita BBM naik lagi. Tangannya masih dua dengan jari sepuluh biji? Alhamdulillah masih bisa pegang hape kemana-mana. Perutnya masih menggelembung? Alhamdulillah nggak gizi buruk.

Nah, ni'mat Allah mana lagi yang masih bisa kita sangkal ? #ahay

Harusnya dengan fisik yang serbasempurna, nggak ada alasan lain untuk bilang bahwa kita nggak baik-baik aja. Nggak ada alasan lain untuk nggak bersyukur. Nggak ada alasan lain untuk nggersulo. Btw nggersulo itu bahasa keren dari mengeluh, menggerutu, nggremengan, dan kawan-kawan.

Lah, masalah batin?

Nah, ini, nih. Umumnya kita, khususnya saya, masih kudu banyak-banyak belajar buat masalah satu ini. Bismillah.

Selama ini saya sering ngadu-ngadu sendiri, jawab-jawab sendiri, nasihat-nasihat sendiri. Emang it sounds weird, semacam gila lah kasarnya. Tapi saya yakin saya nggak sendirian, pasti banyak juga yang suka begini. Jangan nyengir, saya tau lho.

Dan inilah (sebagian) weird convo itu. Ngg, nggak penting sih, nggak jelas juga, jadi yang lagi sibuk bisa langsung ditutup aja tabnya. It will just waste your time.

Nggak ditutup juga? Yaudah lah, saya nggak maksa.

Duh, bingung nih, nanti kuliah dimana, ya? Jurusan apa? Gimana kalau nggak tembus SNMPTN? Gimana kalau SBMPTN pun nggak keterima? Terus kuliah dimana? AAAAAK

Eh, slow down, mbak._. Kekhawatiran ini common banget. Banyak yang selalu khawatir sama hal-hal yang nggak pasti terjadi. Waspada boleh, tapi jangan gopoh. Sedia payung sebelum hujan juga boleh banget, hampir harus malah, tapi payung kecil aja udah cukup, kan? Nggak perlu payung pantai yang buwesar gitu. Nah, you get the point? Coba deh perhatiin bayangan kita pas matahari ada di belakang kita. Bayangan yang terjadi pasti lebih besar dan lebih panjang dari kita sendiri kan? That's it. (fyi teori bayangan ini saya diajari sama Pak Iyan, bapak pentol paling keren sedunia, syukron, Bapak!)

Allah gives you what you really need, not what you really want. Nah, it explains everything. Kalau belum tembus SNMPTN berarti Allah berkehendak kita berusaha lebih keras lagi lewat SBMPTN biar nantinya bisa lebih menghargai hasilnya. Kalu SBMPTN masih belum tembus lagi berarti Allah berkehendak kita lebih serius lewat jalur mandiri. Kalau lewat jalur mandiri masih belum tembus lagi, mungkin Allah berkehendak kita bantuin orangtua aja macul di sawah. HAHAHA kidding, duh jangan serius-serius amat dong. Sepengen-pengennya masuk UGM, siapa tahu ternyata butuhnya di ITB? Sepengen-pengennya masuk UI, siapa tahu ternyata butuhnya di UB? Sepengen-pengennya di kedoteran, siapa tahu ternyata butuhnya jadi guru biologi? Sepengen-pengennya teknik sipil, siapa tahu ternyata butuhnya di perikanan? Pengen ini, pengen itu, tapi butuh? Mungkin aja mikirnya sekarang masih belum butuh, tapi siapa sih yang tau apa yang akan terjadi? Percaya aja deh sama Allah. Usaha maksimal, nanti hasilnya serahkan aja ke Allah, percaya atau belum, rencana Allah selalu indah.

Nilaiku menurun semua, peringkat anjlok, parah betul, gimana nih gimanaa?

Gimana? Ya belajar lagi to, uaneh lho-_- lagipula nilai jelek bukan berarti besok kiamat, kan? Peringkat anjlok terus besok pagi tsunami? Nah, kalau nggak, seenggaknya kita punya waktu buat dipikir pelan-pelan. Niat sekolah ngapain, mbak? Katanya tholabul ilmi, kok ngebet banget pengen nilai bagus? Jadi tholabul nilai, dong? Apa tholabur rangking? Niatnya harus diluruskan dan dikuatkan lagi. Yang penting ilmunya, nilai sama rangking nanti juga mengikuti. Lagipula nilai dan rangking itu kan tolok ukur aja, singkatnya kita sekolah bukan buat dapet nilai, tapi nilai yang jadi kabar buat kita sejauh, seserius, dan seniat apa kita belajar. Wes ta laah, nilai ae lo.

Gimana nih, aku sayang dia tapi ini nggak mungkin diterusin lagi. Aku nggak tega juga bilangnya. Hiksss

Btw ini bukan masalah saya sendiri lho, tapi common banget kan, jadi apa salahnya dimasukin kesini sekalian. Udah, jangan suudzon terus-_-

Anyway, qulil haqqo walaw kaana murron, katakanlah kebenaran meskipun pahit adanya. Klise banget ya haha. Lagipula kita masih umbelen begini kok mbahas cinta-cintaan, preeeet. Udah, ah, males.

Nggg... Tapi mencintai dan mengagumi dalam diam itu asyik kok, lebih baik disimpen. Disampeinnya? Besok pasti Allah memberi timing yang pas. Percaya aja sama Allah, Dia Yang Maha Mengetahui.

Udah ah, postingan ini nggak akan selesai dibaca sampai besok pagi kalau semuanya ditulis. Inti dari serentetan paragraf rancu di atas adalah, ikhlas aja laah. Atau lebih tepatnya qonaah, ya. Apapun yang terjadi, yakinilah bahwa itu semua di bawah kehendak Allah. Kalau memang nggak sesuai dengan apa yang kita harapkan, ya udah ikhlas aja. Yang penting kan usaha udah max, berdoa udah pol, Allah yang memberi. Sesuai nggak sesuai, suatu saat nanti semuanya pasti jadi sesuai. Percaya deh, sama Allah ;)

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, 
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
(QS Al-Baqoroh : 216)

(you get the point?)

Komentar