Langsung ke konten utama

Ndin dan Proposal Hidupnya

Akhirnya saya nulis lagi, setelah blog ini mulai dipenuhi sarang laba-laba dan banyak kecoak berkeliaran saking lamanya nggak saya jamah.

Kali ini saya hadir kembali sebagai *drum roll* MAHASISWI~ yeaay~

Biasa aja, ya ? Yaudah deh.

Setelah gabut berbulan-bulan sejak Ujian Nasional, bulan kemaren saya akhirnya menjalani masa ospek yang nowadays namanya diganti jadi PKKMB, Perkenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru. Katanya sih, sekarang nggak boleh ada hal-hal berbau orientasi yang prakteknya nggak berpendidikan dan nggak berperikemanusiaan. Lalu bagaimana dengan PKKMB saya kemarin? Bisa dibilang memang serangkaian kegiatan PKKMB kemarin sudah sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan, segala bentuk tugas dan peraturan sangat melatih kami berdisiplin dan membantu kami menempatkan diri dengan predikat "maha" di depan "siswa" kami, tanpa melanggar hak asasi manusia.

Palingan cuma nggak tidur semaleman buat kelarin tugas. Ahahahahaha.

Oke, jadi karena saya yang amat rapuh hati dan jiwanya ini sudah terbiasa di zona nyaman (baca: gabut di rumah berbulan-bulan, tidur sama ibuk dan Ndin, tugas terberat paling-paling bangun pagi buat shubuhan sama nungguin Ndin bikin PR) tiba-tiba harus merantau lagi ke luar kota, kegiatan padat dan tugas tumpe-tumpe, apalagi sementara ini saya masih ngekos sekamar sendiri (beda dengan saat saya di pondok pesantren, sekamar sendiri nggak memungkinkan saya untuk rumpik-rumpik sambil glesoran di atas kasur sampe larut malem atau curhat ngalor-ngidul sambil berbagi kasur) maka batin saya tak kuat dan saya butuh kembali ke zona nyaman sejenak. Singkatnya, saya pulang.
Biasa lah, mahasiswa semester awal kan wajar kalau masih suka pulang di akhir pekan. Banyak kan, yang begitu? (cari pembelaan)

Begitu juga hari ini, karena kuliah hari Jumat sudah dipindahjamkan oleh pak dosen yang amat baik hati dan bijaksana, saya jadi kosong 3 hari sejak Jumat sampai Minggu. Jelas ini adalah rizqi yang terbuang percuma jika tidak saya manfaatkan dengan baik. Saya pun pulang :')

Kamis sore saya pulang, alhamdulillah sampai rumah dengan sehat wal afiat. Sampai di rumah saya malah kepikiran dengan tugas osfak saya. Duh, harus nyicil, nih. Saya pun beli bahan dan mulai mengerjakan tugas saya; membuat proposal hidup untuk 10 tahun ke depan lengkap dengan SWOT. Karena saya pikit itu akan panjang sekali, saya pun membuatnya dalam bentuk scrap book.
Saat Ndin pulang sekolah, dia heran menemukan saya sedang asyik bergulat dengan kertas-kertas, majalah, gunting, lem, dkk. Dia pun mulai kepo tanya-tanya saya sedang buat apa. Setelah saya jelaskan dengan sederhana, Ndin ingin membantu saya.

"Ndin mbok nderek ndamel to (Ndin ikut bikin, dong)." Katanya.

Saya dengan senang hati memberi Ndin majalah dan gunting, biar dia seneng gunting-gunting gambar di sana, entah nanti dipakai atau nggak urusan belakangan.

Besoknya (atau lebih tepatnya tadi pagi), Ndin kembali melihat saya meneruskan pekerjaan saya. Dia lalu bilang, "Ndin mbok nyuwun kertase (Ndin minta kertasnya, dong.)"

"Damel nopo (buat apa)?" Tanya saya heran.

"Ndin nggih pingin ndamel (Ndin juga pengen bikin)."

Saya agak kaget agak heran, jadi saya suruh dia milih satu lembar kertas buffalo, dan dia ambil warna biru tua. Ndin diem sebentar, lalu tanya saya dia harus nulis apa. Lah, saya kira dia udah tau nulis apa sejak bilang mau ikutan bikin. Lalu saya ingat bahwa Ndin hanya bocah kelas 2 SD yang melakukan sesuatu sebatas imitasi kakak-kakaknya.

Saya pun menjelaskan bahwa dia boleh menulis apa saja, apa yang dia inginkan, ingin menjadi apa 
dia saat sudah besar nanti, dia juga boleh menempel apa saja, termasuk gambar-gambar yang sudah saya siapkan untuk scrap book saya, boleh dia ambil yang dia mau.

Dia pun mulai berkutat dengan kertasnya, sedangkan saya pergi mandi. Ketika saya kembali, kertas dia sudah tergeletak sembarangan dan empunya entah ada di mana.
Ketika saya baca, jujur saya agak takjub dan geli. Dengan menempel gambar pesawat dan lambang Indonesia Mengajar saya (yang saya sama sekali nggak tau apa motivasi dan tujuan dia menempelkannya di sana), jadi seperti ini isinya:

Mau ke the voice kid indonesia dan ingin menjadi tentara indonesia yang kuat, gagah, cerdas, yang paling ku inginkan adalah menjadi pendekar indonesia dan aku ingin umroh, naik haji
Aku ingin sekolah sampek menjadi dokter
mondok sambil sekolah dan ingin menjadi ringking 1

Ahahahahahaha

Dia memang selama dua hari kemarin selalu ceriwis ke saya soal The Voice Kid Indonesia, bilang ingin hafal lagu Perfectnya One Direction buat ikut audisi tahun depan. Saya tanya dia kenapa ingin ikut The Voice Kid, Ndin bilang dia pengen masuk TV, naik pesawat ke Jakarta, dan kalau lolos audisi bisa dapet kaos gratis ada gambarnya The Voice Kid, nanti mau dia perlihatkan ke Dek Jo sama Dek Faden (dua sepupu sepantaran dan sepermainan Ndin). Demi apa saya ngakak. Waktu saya bilang ke Ndin jadi orang nggak boleh suka pamer, Ndin bilang, "Wong ming ajeng takpersanikke kok, mboten pamer." (Orang cuma mau aku kasih lihat kok, bukan pamer).

Yaudah lah, Ndin. Sebahagiamu :")

Setelah saya lihat cita-cita dia ingin jadi tentara tapi juga ingin jadi dokter, saya tanyakan ke Ndin. Ndin bilang, "Nggih dua-duane, lah. Kan saget bar perang njuk ngobati tiang-tiang." (Ya dua-duanya, lah. Kan bisa abis perang terus ngobati orang-orang).
Hidup memang selalu sesederhana itu di mata anak-anak, ya. Biarlah Ndin berfikir begitu hingga ia tahu betapa kerasnya perjuangan mendapatkan bangku di fakultas kedokteran dan lolos seleksi TNI :') saya nggak ingin menghancurkan angan-angan sederhana Ndin yang begitu indah. Haha.

Jadi Ndin ingin sekolah sambil mondok seperti mbak-masnya, dapet ranking 1, sampai jadi dokter dan tentara sekaligus, jadi pendekar Indonesia yang kuat, gagah, dan cerdas, lalu bisa umroh dan naik haji. Oh iya, ikut The Voice Kid juga jangan lupa:')

Well, Ndin, mbak Kiki harap tulisan Ndin tadi pagi nggak hanya sekedar tulisan tak bermakna, yang Ndin buat semata-mata ikut-ikutan mbak, tapi harus Ndin perjuangkan agar menjadi nyata.

Mbak Kiki tunggu Ndin jadi pendekar yang kuat, gagah, dan cerdas ya, Ndin ;)

Komentar

  1. Terharu dan makin bikin aku homesick:')
    Miss yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah kok jadi homesick kak ? ._. Btw aku juga terharu :")

      Hapus

Posting Komentar